Minggu, 06 April 2014

DENDAM


Sesuatu menyeretku kembali ke masa itu
Satu masa kala jalanan ini masih sepi                                                         
Dan sepasang wajah pias terpantul di air kolam.
Rasa yang bergolak di antara percikan api,
Mengukir sebait getir di seulas senyuman sang pencinta...

Dentuman galau yang pecah berserakan di satu tikungan
Dan keyakinan yang goyah dihantam badai
Dengan pasrah, kubiarkan luka ini tetap menganga
Meski kau coba halangi hujan menyiraminya

Mengapa tak kau hentikan saja denyut jantungku dengan satu tikaman?
Atau kau ingin membunuhku pelan-pelan?
Tersenyum puas pada setiap kepingan hati yang hancur
Dan tertawa renyah menyaksikan tubuhku yang perlahan rebah.

Tapi aku tak mati.
Dan kau terdiam
Satu cahaya membuatku kembali bernafas
Kini, setiap langkahku adalah kemenangan
Karena sayapmu yang memujiku.
Payakumbuh, 15 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar